Biarlah Allah yang menjaminku dan aku tawakal kepada-Nya, nasib manusia terletak di tangan-Nya. Tiada tempat untuk berlalu sepanjang masa, untuk kedamaian, kecuali kepada-Nya.
Wahai Tuhanku, banyak yang melempariku dengan batu tak kutemukan untuk menghindar karena kasihan
Hasan kemudian mendekat dan bertanya,
“Engkau iba? Sementara mereka terus melemparimu?”
“Diamlah, semoga Allah berkenan melihat pada kesedihan dan kesakitanku. Dan bagaimana gembiranya mereka sehingga Allah memberi anugrah sebagian kita untuk sebagian yang lain,” jawab Abu Nawas.
Abu Nawas kemudian melanjutkan pantun syairnya,
Sepantasnya menunduk orang yang bakal mati
Cukuplah seorang mengeruk dunia sekedar makan
Apa yang sebenarnya dicari seseorang?
dengan kesibukan yang tak pernah ada predikatnya
ciptaan Tuhan kita bagus dan indah
rezeki kita sama sekali tak pernah putus
wahai manusia, engkau bakal pergi
menuju kaum, yang ucapannya adalah diam (mati).
0 komentar:
Post a Comment
Please comment and get free dofollow backlink to your blog ^_^