Desa Cigugur dulunya adalah desa terisolasi yang dikelilingi hutan, sungai dan lahan pertanian yang cukup luas, itu sebabnya banyak adat istiadat dan filosofi yang berkembang hanya di desa tersebut. Salah satunya adalah tradisi unik ketika ramadhan berakhir bagi mereka yang sudah bertunangan, tradisi tersebut adalah
“ngirim kayu bakal”, sebuah tradisi dimana pihak pria bertunangan (Bujang dan Perawan) dan teman – temannya mengirimkan beberapa ikat kayu bakar dan dua tempayan air untuk diberikan kepada calon mertua yang dilakukan pada dua malam sebelum Hari Raya Idul Fitri. Kemudian pada malam takbiran pihak pria akan bertandang kembali dimana pihak perempuan sudah menyiapkan jamuan mewah untuk pihak pria dan teman – temannya dan ciri bahwa pihak pria telah datang dan akan pulang adalah dengan menyulut petasan. Itu sebabnya petasan atau mercon tidak bisa hilang dari desa kami karena itu merupakan bagian dari adat istiadat mungkin sama seperti masyarakat tionghoa yang selalu menyalakan petasan ketika mengadakan perayaan-perayaan.
0 komentar:
Post a Comment
Please comment and get free dofollow backlink to your blog ^_^